watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

HIPERSEX PARTY

Sejak sore tadi hujan menggericik tak deras.
Luisa berbaring di ranjangnya berselimut tebal.
Pintu kamarnya terkunci rapat. Luisa
mendehem-dehem nikmat, matanya sayu tapi
nafasnya memburu. Sesekali kain selimut
tersingkap sehingga beberapa bagian tubuhnya
yang tak berbusana nampak dari luar.
"Ahh.. ehg.. emhh.."
Gadis itu terduduk dan menyingkap selimut
tebalnya. Keringat dingin membasahi tubuhnya
yang memang bugil sama sekali. Kepalanya
mendongak-dongak menahan ilusinya ketika
sebatang dildo bergoyang-goyang di liang
vaginanya. Buah dadanya yang berukuran 36
lengkap dengan putingnya yang kenyal
membengkak menggairahkan. Lendir kawinnya
sudah menggenang di sprei kasur. Tepat diatas
lendir itu pussy Luisa yang besar berbulu tipis
merekah disodok batang dildo ukuran L.
"Uahh.."
Orgasme telah diraihnya. Luisa terlentang lemas.
Batang dildo itu masih menancap di pussy-nya.
Enggan rupanya Luisa mencabutnya. Matanya
terpejam, nafasnya masih terengah-engah. Tiba-
tiba dering telpon mengganggunya.
"Kring.. kring.."
"Hallo.." Luisa menerima telpon sambil menjilati
ujung dildo yang barusan bersarang di pussy
nya.
"Luisa, hujan-hujan gini enaknya ngapain?" tanya
suara di seberang.
"Enaknya dikelonin kamu," jawab Luisa
sekenanya.
"Hi.. hi.. kalau gitu, kamu saya undang deh.
Sekarang ke Star Pub deh, kita tunggu. Jangan
lupa be a sexy girl, okey?"
"Klik.."
Luisa segera meletakkan gagang telepon di
induknya.
*****
Luisa masuk ke dalam caf kecil itu. Pintu masuk
caf nampak tertulis "CLOSE", tapi tidak bagi
anggota pub. Suasana di caf sepi, tapi sayup-
sayup Luisa mendengar gemuruh tawa di lantai
atas. Luisa segera menuju ruang atas. Begitu
Luisa masuk beberapa anggota lain segera
menyambutnya.
"Hai Luisa," sapa Sidney yang hanya memakai
CD transparan sedangkan susunya yang sekal
bergelantungan dengan bebas.
"Hai, makin motok saja susumu," balas Luisa
sambil meremas susu kiri Sidney.
"Saya baru main sama Leo," ujar Sidney
menunjuk pria tegap telanjang yang duduk
jongkok di sudut ruangan. Pistolnya mengayun-
ayun tegang sejak tadi.
"Hai Luisa, kita sudah nunggu kamu dari tadi
loh," sapa Sari yang memakai CD merah dan BH
hitam, kontras banget tapi seksi banget.
Kemudian mereka saling berciuman beberapa
menit. Sembari berciuman, tangan Luisa sudah
nakal menyusup ke CD Sari.
"Kamu baru aja cukur ya?" tanya Luisa ketika
jemarinya merasakan bulu-bulu pussy Sari.
Sari tersenyum malu.
"Nggak pa-pa lagi, rasanya malah geli-geli
nikmat. Hi.. hi..," Sari tertawa cekikikan lalu
berlalu.
Mata Luisa memedar berbinar-binar ke seluruh
ruangan. Ada dua belas orang di ruangan itu.
Kesemuanya saling bersaing memperlihatkan
keseksian tubuhnya. Wita memakai bikini putih
tipis sehingga puting susunya nampak
menyembul menggoda. Lia cantik banget
malam itu, rambut panjangnya meriap-riap
seksi. Apalagi Lia memakai CD putih berenda dan
BH putih yang kelihatan puting susunya karena
dilubangi pada bagian putingnya, Luisa bener-
bener pingin melumat susunya. Maka Luisapun
segera mendekati Lia
"Li, kamu cantik sekali malam ini." Sapa Luisa
sambil mempermainkan puting susu Lia yang
sengaja disembulkan itu.
"Inikan maksud kamu? Kalau kamu mau, isep
aja." Bagai gayung tersambut.
"Ntar kamu main sama aku yah?"
Lia mengangguk lalu pergi menghampiri Si
ganteng Ricko yang pakai CD pink, sejak tadi
pistolnya tegang terus melihat pemandangan
yang merangsang itu.
Jude (tokoh: Jude, Guru Privatku) memakai BH
yang ketat banget hingga susu "Pamela
Anderson" nya bagai berebut ingin keluar kain
tipis itu, sedang pussynya dibiarkan saja
dipelototin sama Tino yang sejak tadi penny nya
pingin menerobos jaring tipisnya. Ayu yang
pakai daster pendek transparan tanpa CD dan BH
memamerkan pahanya di atas meja. Hanya
orang nggak waras saja yang nggak berminat
sama paha mulusnya. Cindylah yang paling
sexy, doski hanya mengenakan stocking hitam
sebatas paha dan duduk dengan santainya
sambil memamerkan pussynya yang berambut
tipis. Pengen banget Luisa melumat klitoris
mungil Cindy.
Luisa sendiri memakai CD tipis bertali dan BH
bertali yang hanya menutup nipplesnya saja.
Sedang Mbak Sarah sang ketua party yang polos
los sedang sibuk menjilati dildo barunya. Begitu
melihat Luisa datang Mbak Sarah segera
menepuk tangannya bertanda party akan segera
dimulai. Semuanya segera berkumpul di tengah
ruangan.
"Nah, gimana nih? Siapa yang pengin main
duluan?" ujar Mbak Sarah membuka acara.
"Saya!" Ayu menunjuk jari.
"Kebetulan Ayu, sudah lama kita nggak liat lagi
tarian pecut asmaramu itu." Sambut si Ricko.
"Okey, Cin, nyalakan tapenya!" kata Ayu.
Cindy segera menyalakan tape recorder kecil.
Lalu terdengar suara music yang memancarkan
suasana erotic bagi siapa saja yang
mendengarnya. Ayu segera berdiri di tengah lalu
menari mengikuti suara tape recorder. Tarian
gemulai itu semakin memancing hasrat, Ayu
memang bekas penari latar yang piawai. Luisa
yang sudah sejak tadi menahan birahinya tanpa
sadar meremas-remas susunya sendiri. Apalagi
kemudian Ayu meminta Ricko melucuti onderdil
nya. Maka seperti diberi aba-aba yang lain segera
melucuti pakaian milik pasangan yang dipilihnya.
Dengan segera Ricko mendorong Ayu untuk
berbaring lalu Ricko segera melumat bibir kenyal
Ayu penuh nafsu sedang tangannya meremas-
remas penisnya sendiri. Jude yang sudah
terbakar segera ikut melumat susu kiri Ayu
disusul oleh Cindy yang kebagian susu
kanannya. Luisa sendiri segera menyusup ke
selakangan Ayu yang terbuka. Lalu dengan
semangat Luisa mengerjain pussy Ayu.
Dijilatinya pussy Ayu yang sudah penuh dengan
lelehan lendir kawinnya. Lalu diobok-oboknya
liang vagina Ayu dengan jarinya.
"Aaghh..," erang Ayu dan Luisa bersamaan
karena saat itu Ricko sudah menyodokkan
pistolnya ke pussy Luisa dari belakang. Posisi
Luisa yang menungging membuat Ricko
semakin mudah menancapkan senjata
pamungkasnya. Sedang posisi Ricko
sebelumnya sudah digantikan oleh Mbak Sarah
yang menyekokkan nipplesnya ke mulut mungil
Ayu.
Di sudut lain, Tino yang setengah menungging
sedang mengerang-erang keenakan ketika
diserbu dari dua arah. Sidney yang
mengganyang pistolnya dari depan dan Leo
yang menyodomi pantatnya. Sedangkan di sisi
lain Lia, Wita dan Sari bergumul sendiri. Lia dan
Wita saling memagut susu lawan mainnya
sedang Sari menyerang pussy Lia yang
posisinya terlentang. Beberapa kali dildo masuk
keluar pussy Lia dengan mudah lalu bergoyang-
goyang membuat Lia bergelinjangan keenakan.
"Agh.. enak.. terus Sar..," erang Lia.
Ricko masih memainkan pistolnya di pussy
Luisa. Pantat Luisa bergoyang-goyang naik turun
mengikuti gerakan penis Ricko. Berulang kali
Luisa mencapai puncak asmaranya, berulang kali
pula mani Ricko muncrat ke liang vaginanya.
Tapi mereka masih ingin mengulangi dan
mengulanginya lagi.
"Rick, saya mau keluar lagi Rick.. oh.. enghh..,"
rintih Luisa.
"Kita keluar sama-sama yah, yang.."
Kemudian Ricko semakin memperkuat tekanan
batang penisnya keliang vagina Luisa, sehingga
tidak lama setelah itu muncratlah air mani Ricko
ke dalam vagina Luisa bersamaan dengan
keluarnya cairan kawin Luisa.
"Engg.. ah..," jerit Ricko dan Luisa bebarengan.
Luisa tergeletak di atas karpet. Wajahnya sudah
nampak kepayahan, tapi birahinya belum
terpuaskan. Ricko sudah meninggalkannya untuk
mencari petualangan lain. Mata Luisa
memandang sayu kepada Lia yang berdiri di
atasnya. Susu Lia yang sudah sangat bengkak
membuat Luisa ingin sekali mengunyah
nipplesnya yang tegang kecoklat-coklatan. Pussy
Lia yang berbulu agak lebat nampak mengkilap
basah oleh lendir kawinnya. Lia tahu betul kalau
Luisa menginginkannya. Dia segera merunduk
dan menyerahkan susunya untuk dilumat oleh
Luisa. Luisa melumat susu dan bibir Lia secara
bergantian. Tangannya pun agresif menyusuri
lorong goa vagina Lia, memelintir klitoris Lia
berkali-kali. Lalu masuk dalam dan semakin
dalam membuat Lia makin terlena.
"Kamu.. enak banget.. egh..," rintih Lia.
Luisa mendesis-desis, nafasnya menghembus di
bukit montok Lia membuat Lia semakin terbakar.
Tapi Luisa juga kembali terbakar ketika Sari
datang dan menghisap puting susu Luisa. Lia
juga berebut mencaplok susu kanan Luisa. Luisa
merem melek manahan semua rasa syur yang
tercipta. Semakin syur ketika Leo menjejalkan
penisnya yang besar dan tegang banget ke
mulutnya.
"Isep sayang.. ayo.."
Luisa menghisap penis Tino. Menggigit-gigit
nakal membuat Tino melenguh-lenguh
keasyikan. Tino menekan pistolnya dan maninya
muncrat ke dalam mulut Luisa. Luisa menelan
lendir itu hingga tandas. Segala keindahan terasa
ketika entah lidah siapa lagi yang menggerayangi
pussy Luisa. Hingga ia merasa tubuhnya
dijunjung ke atas dan..,
"Augh.."
Sebatang daging tegang kembali bersarang di
pussy Luisa. Kembali dialaminya orgasme yang
dialaminya bersamaan dengan si pemilik pistol.
"Ehg.. kau hebat banget Luisa, hebat! Makasih
ya.."
Itu suara Leo.
"Bajingan! Mau nyodok nggak bilang-bilang!"
umpat Luisa dalam hati.
Lalu semua yang tadi ngerjain Luisa pergi
ngerjain yang lain. Luisa tidak lagi
memperhatikan orang-orang disekelilingnya.
Rasa capeknya telah membawanya terlelap. Dua
jam pun berlalu, suasana hening. Party itu sudah
selesai, pemain-pemainnya sudah terlelap tidur.
Luisa yang terbangun paling awal. Dipandangi
sekelilingnya dengan senyum simpul. Semua
dalam keadaan telanjang bulat, termasuk dirinya.
Berbagai CD dan BH berserakan berserakan
dimana-mana Pantat Sari merah bengkak begitu
juga puting susu Ayu. Luisa tersenyum sendiri
melihat ujung susu si bule Jude yang masih
dikenyot Ricko. Pantat Sidney juga memerah,
mungkin karena di kerjain sama temen-temen
yang lain. Dalam party itu tidak hanya cowok
saja yang disodomi, cewek juga bisa disodomi.
Yang paling suka menyodomi cewek, ya.. si
Tino itu. Luisa berpaling kepada Mbak Sarah.
Wajah Mbak Sarah penuh dengan mani dan
lendir vagina yang mulai mengering. Ruangan
itu menebarkan aroma mani dan lendir vagina
yang khas.
Mata Luisa tertuju pada Cindy. Gadis itu masih
terlelap. Kadangkala mengigau sambil senyum-
senyum sendiri. Wajah gadis itu cantik.
Tubuhnya kecil tapi susunya montok bener.
Vaginanya polos tanpa bulu, warnanya putih
kemerahan seperti pipi gadis yang sedang malu.
Klitorisnya mungil menyembul. Gairah Luisa
kembali bangkit. Luisa berjongkok di depan
Cindy kemudian memainkan jemarinya di atas
vagina yang merekah itu. Dengan penuh nafsu
segera dilumatnya klistoris yang sejak awal tadi
membuatnya ngiler itu. Cindy menggeliat-geliat,
tapi Luisa tak perduli. Bibir Luisa melumat
gundukan vagina Cindy sedang kedua
tangannya menggapai meremas-remas daging
kenyal nan montok di dada Cindy. Antara sadar
dan tidak Cindy menjamak-jaMbak rambut Luisa
dan menjepit kepalanya dengan kedua pahanya.
"Ah.. uh.. ah.. uh..," suara Cindy mendesis lirih.
Nafas keduanya kembali memburu. Luisa
menumpahkan segala birahi yang tersisa di
kepalanya. Seakan-akan Cindy itu hanya miliknya
sendiri. Cindy dipaksa untuk bangun dari
lelapnya. Matanya memicing merasakan surga
yang kembali datang untuknya. Tapi Cindy
sudah tak punya daya untuk membalas. Ia
pasrah saja ketika Luisa menjejalkan sebatang
dildo masuk ke dalam liang vaginanya.
"Sruup.."
Tanpa banyak perlawanan pistol mainan itupun
amblas ke dalam liang kenikmatan Cindy. Cindi
sempat terpekik beberapa kali, tapi lemah,
rupanya dia sudah tak punya daya kecuali
menikmati permainan Luisa. Luisa menarik si
dildo maju mundur beberapa kali. Pantat Cindy
bergoyang mengikuti iramanya. Makin lama
dildo itu bergerak makin cepat.
"Sruup.. sruup.."
Suaranya menyibak lendir-lendir kental yang
keluar dari vagina Cindy. Mata Luisa berbinar
memandangi vagina bermandikan lendir itu.
Langsung ia merunduk dan
"Sruup.."
Dihisapnya si lendir dari pussy Cindy hingga
tandas.
"Ah, puasnya..," kata Luisa dalam hati.
Dikecupnya kening Cindy yang tak sadarkan diri.
Kemudian dia segera pergi dari tempat itu
dengan senyum penuh kepuasan.
Tamat


Adult | GO HOME | Exit
1/3108
U-ON

inc Powered by Xtgem.com